20/11/12

Terkikis Cinta dan Derita Negeri

Ku ingin jemariku merangkai kata menuangkan rasa dalam resah. Berharap semua gundah dapat terobati dalam alam maya. Berharap semua cerita tentang cinta dan derita di jalan-jalan revolusi dapat segera berlalu dari dalam penat yang semakin mengacau. Ku ingin berlama-lama di alam maya agar alam nyata tiada menyiksa batin. Agar dia dan mereka tiada lagi menyiksaku sepanjang jalur yang sedang kujalani. Agar mereka para penindas tiada bersorak melihat ku terperangkap bisu dalam serangan yang tiada henti.

[+/-] Selengkapnya...

16/11/12

Ingin Seperti Yang Dulu

Sekejap saja sore ini, ku anggap semua kembali seperti yang dulu. Terasing dan kujalani jalur hidupku tanpa kalian. Tak terasa 12 tahun yang lalu. Memori kita masa kecil di gereja tua ini sekejab hadir sore ini, walau hanya samar-samar, ku merasa indah. Aku telah merindukan saat-saat seperti ini sekian lama. Saat seperti yang lalu di samping gereja ini. Disaat kita masih polos, berceria dan bercanda bersama. Kutemukan ketenangan yang tiada tara disini. Ku sadari, ku tak mampu mengembalikan roda kehidupa yang lalu.

[+/-] Selengkapnya...

15/11/12

Menyelami Hidup

Kerapuhan ini kembali lagi. Walau harus berupaya menutupinya, kian semakin rapuh. Penampilan, gaya, serta pengetahuan duniawi telah sangat menjadikanku menjadi manusia angan-angan, manusia mimpi, manusia idealis yang tidak realistis. Dalam maya kucari kesempurnaan dunia serba terpenuhi. Kesendirian tiada beban dunia terasa kala kesempurnaan hanya tebawa dalam alam pikir. Kualami dan kusadari, dalam dunia ide, pengetahuan menjadikan manusia tak seutuhnya bersatu dalam alam nyata. Ide tak selamanya gampang dan sukses diaplikasi dalam keterbatasan hidup. Dan, perjuangan, bila itu sebuah kata kerja dalam alam nyata, maka ide tak

[+/-] Selengkapnya...

12/11/12

Terpisah Jarak Dalam Rindu Membara

semerbak rindu membara
terpisah diantara benua
memori 2010 bersemi 
dibalik trali penjajah
kutanam benih revolusi 
tumbuh dirahimmu
bersama derita negri
tiada lama ku peluk erat 
ingin rasa memanjakanmu
terpisah demi cita dan bakti
Mecinta sayangku

Kekasih hatiku, engkau

[+/-] Selengkapnya...

20/09/12

Galau Hati Kami Untukmu Mako

Vietnam, 18 Sept "2012
diatas parah-parah kayu
Tertenggung kami disini,
sontak bergetar luluh perih hati
bulir air mata jatuh tak tertahan
Termanggu dalam hening jiwa
disaat engkau tak bersama lagi

Terkenang untaian kata darimu
teringat senyum yang pernah kau hadirkan
terpesona ceritamu yang pernah menyejukan jiwa
terkagum smua ketegaran, semangat juang yang pernah kau torehkan

kini....disini
para sahabat termanggu diam mengitari cakrawala
meski hanya berteman bintang yang tertutup awan
dibawah cahaya rembulan yang kesepian
bersama nalok yang terus membisu
ditemani air surga

Meski kini kau telah tiada
namamu terpatri di relung hati kami
selamat jalan kawan Mako Tabuni
tinggalkan smua jiwa dan semangatmu
tersenyumlah kembali pada SANG PENCIPTA
kami akan tetap mengenangmu
sepanjang masa...


[+/-] Selengkapnya...

06/09/12

Asa Dibalik Rimba

Dalam hening ku kenang engkau kembali
saat nyanyian pilu mengalun indah di belantara
kurasa dunia begitu indah, penuh warna
Disini, kudengar beritamu,
kembali rapuh bersama seutas asa

ku terdesak tak berdaya
kini baktimu tersentak peluru penjajah
engkau harus amputasi
Diiringi gemuruh ombak malam
galau hatiku memuncak
rasa dalam resah tak mau berujung
kaka, engkaukah itu?

Mengenang semua tentangmu tiada habis,
membuat pening kepala
Haruskah ku melawan takdir pejuang
hidup dan mati hanya bagimu negeri
Noe,sakit terlalu sakit
smua ini tiada tara...
ahhhhhhhh................

Tabi, 6/9/2012 | 11.35

[+/-] Selengkapnya...

18/08/12

Kawan, Mengapa Membuta?

Kawan! mengapa membuta, tuli dan membisu? bukanlah realita ini nyata dan menyakitkan. kenapa tiada rasa, dikala asa menghampiri, haruskah membiarkan jiwa merana di ujung punah . Iblis manakah yang merasukmu, bukankah semua ini kejam?. Tanah ini, surga kita yang kian hilang, digilas pecandu kekayaan. Kembalilah. Bernaung dibawah dawaian burung surga menyanyikan lagu pembebasan, kepalkan tangan erat, rapatkan barisan perlawan, kobarkan semangat bangsa, dan kita harus mengakhiri penderitaan ini. ------ Campwolker, 19/8/2012, saat hampa dalam rasa menghampiri daku terbawa bersama untaian jiwa yang merana melihat mereka anak negeri memalingkan wajah dari perjuangan, terbawa bujukan penjajah.

[+/-] Selengkapnya...

14/08/12

KU HARUS SALAH

Kau baru katakan, dan kurasa itu dari lubuk hatimu. Kau kini tak lagi mempercaiyai diriku. Kau bilang itu salahku. Ku anggap itu benar, dan harus benar, karena engkau selalu benar. Kau anggap aku salah, dan harus selalu salah di depan matamu.

[+/-] Selengkapnya...

09/06/12

Sa Salah, Ko Harus Bahagia

engkau harus bahagia
bersama dia dan duniamu
smua salahku, engkau pun tahu
jalur ini, dan duniaku yang menyiksamu
bersama sgala keterpurukan hidup ini

maaf sempat memaksamu kemarin
tuk menerima aku apadanya
ku salah menyangka maksudmu
kini kutahu dan menyadarinya

Bila tak akan pernah bersua lagi
sampaikan pd Meci, anak kita
ku kan slalu mencintai dan merindukan dia
slamanya...slamanya

Camp Pelarian, 9 Juni 2012 | 15.41

[+/-] Selengkapnya...

13/05/12

Tak ingin mengurai

Tak ingin lagi kuurai kata bila tuk sekedar menghiasi kelamnya jalan hidupku. Bila kata mampu mewakili semua ini, ku tak ingin makna hidup berhenti sampai disana. Bukankah kata-kata terkadang menipu dan merayu? Ku kan terpaksa mengurai walau dunia tak kan lagi dirayu.

[+/-] Selengkapnya...

20/02/12

Untuk Kawan Sejalur

Kawan, andapun tahu, tentang jalur yang kita pilih. Disini tiada pangkat, tiada gaji, tiada kedudukan, tiada hidup tenang, tentram, damai, intinya tidak ada yang baik-baik. Disini yang ada hanya pengorbanan. Yang ada hanya sengsara. Yang ada hanya sakit hati, terpojok, terkucil, dicaci maki, dihina, dikejar, diteror, diintimidasi, ditangkap, dipenjara, serta anda pun tahu bahwa nyawa harus menjadi taruhan. Semua yang buruk ada di jalur ini..

Kawan, anda salah. Salah alamat bila anda mencari kebahagiaan di jalur ini. Anda salah bila mencari hiburan, kedudukan, kehormatan, atau popularitas disini. Anda salah bila anda mencari harga diri disini, karena disini, anda harus mengorbankan harga diri untuk jalur ini. Anda harus menyangkal diri, menyangkal keluarga anda, menyangkal cinta dan kekasih dan menyangkal masa depan anda.

Kawan, hidup ini pilihan. Dan jalur ini adalah pilihan kita. Sebuah pilihan untuk menderita dan mati. Demi jalur yang kita pilih. Tak perlu ditangisi, tak perlu disesali. Dunia tak abadi, seabadi bakti tulus kita demi pembebasan tanah air kita. Agar tiada lagi air mata dan darah mengalir esok hari. Agar mereka, generasi esok tidak mewarisi penderitaan yang sedang kita alami hari ini.

Kawan, tetaplah semangat, sebab jalur ini berujung, dan pasti kita kan tiba di ujung sana, tak peduli panjang atau pendek, tak peduli berliku dan suram, kita pasti sampai di ujung.

Salam dariku, Teman sejalurmu! Victor Yeimo 

3mail | 20/02/2012

[+/-] Selengkapnya...

26/01/12

Analisa Siasat Penjajah & Imperialisme di West Papua

Oleh: Victor F. Yeimo*

Soal Papua, SBY Pintar Beretorika

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semakin vokal bicara isu West Papua di awal tahun 2012 ini. Hal itu tentu karena sebagai pemimpin negara, SBY memperhitungkan gerakan rakyat West Papua yang semakin bergelora untuk berdaulat sendiri, dan gencarnya dukungan international baik dari LSM-LSM, Jurnalis maupun beberapa kongresman atau parlemen di berbagai negara yang terus menerus mempertentangkan kondisi pelanggaran HAM dan konflik politik di West Papua.

Belum lagi, dalam kepentingan nasional Indonesia, SBY didesak berbagai kalangan, terutama lawan-lawan politik partai di DPR dan berbagai kelompok ormas, akademisi dan pakar-pakar politik nasional dengan dukungan media-media mainsteem agar meredam ancaman disintegrasi West Papua melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan.

SBY selalu pandai dalam menyelamatkan citranya. Dalam menghadapi kritik internasional, SBY seakan-akan tampil sebagai pendekar HAM dan Demokrasi. Ia mengkonversi keinginan rakyat West Papua dari tuntutan merdeka menjadi -seakan-akan- tuntutan kesejahteraan. Setelah itu, SBY berharap internasional puas dengan sekedar beretorika tentang kebijakan Indonesia di West Papua melalui Otonomi Khusus (Otsus) dan Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B). SBY harus berbohong bahwa pemerintahannya tidak sedang melakukan pendekatan militer yang melanggar HAM.

Dalam pertemuan ASEAN Summit lalu di Bali, menjawab pertanyaan soal West Papua dari beberapa pemimpin negara-negara yang hadir, SBY menampik pelanggaran HAM yang sedang terjadi di West Papua dan menyatakan tegas bahwa Indonesia sedang menggunakan pendekatan kesejahteraan.

Menghadapi berbagai kritikan di Indonesia soal West Papua, SBY justru berbeda. SBY tidak mungkin menghindar dari slogan suci “NKRI Harga Mati”. Bagi SBY kedaulatan NKRI lebih mulia dari kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam peresmian kerjasama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Airbus Military Industry di hanggar PT DI, Bandung, Rabu (26/10/2011), SBY mengatakan, “Saya ingin tegaskan sekali lagi bahwa bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kedaulatan dan keutuhan wilayah negaranya“. SBY juga menganggarkan 156 triliun bagi pengadaan Alustista TNI dari tahun 2012 hingga 2014. Tentu tidak lain, dan tidak bukan merupakan sinyal bahwa gerakan pembebasan di West Papua akan dibasmi, dan merupakan kesiapan Indonesia bila kemudian intervensi internasional terjadi bagi West Papua.


SBY “Satpam” AS di Asia Pasifik


Secara geopolitik Indonesia sebagai ketua ASEAN dipandang sebagai pintu bagi perebutan kawasan asia pasific oleh kepentingan ekonomi Internasional. Amerika Serikat (AS) mau tidak mau harus mendominasi ekonominya dari China di kawasan Asia Pasific.

Karenanya AS merasa Indonesia tepat untuk menjadi saptam (penjaga pintu) kawasan Asia Pasific bagi kepentingannya. Sebaliknya, Indonesia merasa AS penting. Bukan saja karena ekonomi Indonesia masih harus tergantung dari negara-negara imperialis seperti AS, tetapi juga karena Indonesia merasa AS penting dalam mengamankan kedaulatan Indonesia.

Kepentingan itu direalisasi AS dan Indonesia dengan mendorong modernisasi dan reformasih militer Indonesia. Kedua negara mengatur skenarionya masing-masing agar terjadi saling ketergantungan yang kuat. AS menaikan isu dukungan kepada West Papua melalui tingkat kongresmen agar Indonesia merasa memiliki kepentingan membangun kerja sama dengan AS karena Indonesia takut AS intervensi soal West Papua. Disatu sisi, Indonesia memainkan peran pentingnya bagi AS di kawasan Asia Pasifik dengan melakukan transaksi isu terorisme, separatisme dan reformasih militer Indonesia, sehingga membuat dunia internasional untuk tidak segan-segan melakukan kerja sama pertahanan militer dan investasi asing. Apalagi menjual doktrin “a milion friends, zero enemies” dalam kebijakan internasional Pemerintahan SBY, menjadikan Indonesia sefleksibel mungkin bagi kerja sama negara-negara manapun.

Pemerintahan SBY sebagai satpam AS di kawasan Asia Pasifik, dan AS yang bernafsu kuasai wilayah Pasifik melihat West Papua sebagai pintu utama bagi kepentingan ekonomi politik di kawasan pasifik. Oleh karena itu, selain AS membantu modernisasi militer Indonesia, 2500 tentara AS ditempatkan di Darwin agar mengontrol pertahanan Indonesia bila kemudian kebijakan pertahanan militer Indonesia tidak mampu menjaga kepentingan AS di Wilayah Pasifik. Banyak kalangan Indonesia curiga atas kebijakan AS menempatkan ribuan militernya di Darwin, namun SBY tenang-tenang saja, dan justru Australia dan AS menutupi intrik itu dengan membantu 24 unit pesawat F-16 dari AS dan 4 Hercules Australia milik AS untuk Indonesia. Pada Kamis 17 November 2011, Obama mengatakan, “Amerika adalah kekuatan Asia Pasifik, dan kami di sini untuk tinggal”.

Komitmen ini dikatakan Obama sehari setelah Amerika-Australia sepakat untuk menempatkan pasukan 2.500 marinir AS di pangkalan militer Darwin.


Siasat SBY dan Kapitalisme di West Papua


Sejarah orang West Papua dilumuri dengan konkalikong kepentingan kerja sama ekonomi politik Indonesia-AS. Sampai saat ini politik dua muka oleh AS dan Indonesia membayang-bayangi perjuangan bangsa West Papua untuk bebas dari kungkungan neoliberalisme dan kolonialisme. Pemerintahan negara-negara imperialis merasa Indonesia penting dalam pengamanan modal
asing di West Papua. Karenanya, negara-negara ikut mendukung modernisasi militer dalam mengamankan investasi mereka di kawasan Pasifik, terutama wilayah West Papua sebagai basis investasi. Gerakan pembebasan orang-orang West Papua dianggap musuh kepentingan global yang harus ditumpas.

Triliunan uang yang dikemas dengan nama “Otsus dan UP4B” dianggap mampu meredam aspirasi Papua Merdeka dan menangkis pandangan buruk internasional. Adalah suatu siasat SBY. SBY tahu bahwa tata kelola pemerintahan kolonial di West Papua sangat ambur adul dengan malpraktek penyelenggaran pemerintahan yang buruk itu, serta gelora rakyat West Papua untuk merdeka, yang tidak mungkin lagi dibendung. Karenanya, SBY tahu triliunan uang yang digelontorkan adalah investasi. Sebab, uang tersebut akan disedot kembali oleh dominasi ekonomi Indonesia, dan rakyat West Papua hanya menjadi konsumen aktiv. Makanya, demi West Papua berapapun uangnya SBY tak tanggung-tanggung gelontorkan, sekalipun di Jakarta ribuan pengemis dan gelandangan masih mengais sampah di jalan-jalan.

Diatas kekayaannya, dalam penjajahan Indonesia, Orang-orang West Papua seakan-akan tak berdaya dalam segala segi. Itulah siasat penjajah, bahwa dengan proses pemiskinan struktural, rakyat dalam kondisinya merasa membutuhkan penguasa kolonial yang punya uang, dengan demikian saling ketergantungan dapat terjadi. Selanjutnya, kesejahteraan seakan-akan menjadi topik permasalahan penting, dan gerakan politik rakyat untuk berdaulat lalu dianggap mengganggu pembangunan dan kesejahteraan.

Lagi, penyelesaian atas tuntutan Papua Merdeka direduksi dalam dialog kebangsaan yang membahas topik kesejahteraan. Siasat yang lain, SBY melalui Badan Intelijen Nasional (BIN) terus menerus mengatur kekacauan politik di West Papua. Lihat saja bagaimana SBY sengaja mengacaukan kebijakan UP4B dengan Otsus. Inkonsistensi itu dibenturkan lagi dengan konflik Pilkada yang menewaskan puluhan korban di Ilaga, Puncak, West Papua. TNI/POLRI yang mengaku sebagai aparat keamanan hanya mampu memberantas “separatis”, sedang konflik PILKADA dan konflik lain diluar label separatisme bukan hanya dibiarkan, tetapi justru dipelihara. Adalah -sekali lagi- suatu skenario dalam upaya membentuk pola penyelesaian baru melalui dialog diluar konflik politik perjuangan Papua Merdeka.

SBY boleh menampik kritikan bahwa kebijakannya hanya “lips service” belaka. Tetapi itulah kenyataannya bahwa SBY pandai membual untuk sekedar pencitraan dirinya sebagai agen kapitalisme global yang mampu mengamankan kepentingan ivestasi global dan pendudukan kolonialismenya di West Papua.

Seruan Perjuangan Bagi West Papua

Kita sedang menghadapi musuh global yang memiliki alat dan jaringan moderen, yang bergerak maju setiap saat atas nama “kepentingan”. Gerakan perlawanan pembebasan nasional Papua Barat diperhadapkan dengan skenario dalam bentuk yang paling sulit kita bedah. Lawan kita semakin melebarkan sayap serang dan pendudukannya. Bagi kita, memang itu bukan pertanda buruk bagi perlawanan. Karena perlawanan ini tidak akan berhenti atau dihentikan selama masih ada anak negeri yang mendiami bumi cenderawasih yang indah dan permai.

Kami menyampaikan kepada rakyat West Papua bahwa musuh yang berakar serat dalam internal orang West Papua patut menjadi perhitungan gerakan pembebasan nasional West Papua. Penghianatan perjuangan oleh anak bangsa harus dipandang sebagai suatu dampak, juga sebagai korban skenario para penjajah untuk tetap menancapkan kuku penjajahan diatas bumi West Papua. Kita harus menyadari bahwa penjajahan dalam bentuk dan rupa yang baik bagaimanapun tetaplah penjajah yang bertujuan hanya satu: Menghabisi orang West Papua dan menguasai tanah kita.

Saatnya, Pemuda dan Mahasiswa berdiri di barisan polopor perjuangan. Mengenyam pengetahuan tidak hanya sekedar membuat cerdas otak, tetapi pengetahuan harus dimatrialkan dalam kerja-kerja perjuangan pembebasan bagi bangsa Papua. Kita harus pandai melihat siasat para penindas dan merubah pola pikir serta menempatkan diri dalam barisan perjuangan pembebasan nasional West Papua. Penjajah pasti kalah. Dan kita pasti menang!

“kita harus mengakhiri”

—————————
*) Penulis adalah Juru Bicara Internasional KNPB

[+/-] Selengkapnya...