15/07/15

Percuma Saja

Tidak pantas lagi ku rangkai kata disini. Percuma saja. Dinding blog ini pun pasti tak sudi dihiasi, bila hanya mengulangi bait-bait derita jalanan itu lagi. Sejak awal, dari tempat ini, ku hiasi dindingmu dengan cerita itu. Cerita penderitaan itu masih berlanjut kembali disini, dari tempat yang sama. Dia itu, pecundang cinta, yang menghadirkan cinta dan derita. Ah, kenapa tiada henti? Derai-derai air mata ini, pertanda cinta tulus seorang lelaki jalanan yang berkelana. Mencari, ya mencari separuh nyawa, yang terpisah kini, antara derita dan bahaginya. Di jalan-jalan ini telah ku siksa raga. Di sarang-sarang musuh ku cari jalan menemukanmu. Mencarimu hei...pecundang cinta. Engkau mengapakah....

[+/-] Selengkapnya...