29/11/07

Kawan (Rakyat Pejuang), Anda Tidak Sendirian!

-----------------------------------------
Catatan untuk Rakyat Pejuang Papua Barat
-----------------------------------------

Kawan, perjuangan ini terus dan akan berjalan, walau tiap sudut perjuangan tersimpan sejuta duka. Duka yang kadang-kadang Anda, saya dan rakyat semesta Papua Barat dibuatnya kandas. Tapi, bukan kandas yang membuat kita mundur. Kandas yang memberi kita sedikit waktu untuk merenung dan setelah itu terus berjuang. Duka dan sepinya perjuangan ini justru membuat kita dewasa dan bijaksana untuk tetap memilih jalan pembebasan ini. Pembebasan atas diri kita dan tanah kita. Dan yang lebih penting adalah pembebasan Nasional Papua Barat.

Kawan, saya sadari betul bahwa hari-hari kita sejak kita lahir di atas tanah ini, memang penuh dengan berita tentang pembunuhan dan kematian. Ada yang mati di hutan, ada yang mati di kampung, ada dibunuh di kota, ada yang dibunuh di desa, ada yang dibunuh di areal pertambangan, ada mati di penjara, ada yang mati digunung, ada yang mati di pesisir pantai, ada yang mati dalam pejalanan, ada mati…. Memang mati banyak. Mereka mati setiap hari. Tapi, kawan kita tahu saja bahwa mereka terus mati begaikan semut karena mereka pecinta kebanaran. Mereka ingin kemanusiaannya manusia itu harus ditegakkan di dunia ini. Mereka adalah pewarta kebenaran kemanusiaan yang telah dinubuatkan dalam banyak kitab.

Kawan, kita juga melihat mereka menggempur dan mengambil semua yang kita miliki. Katanya, “Berikan semua. Semua punya kami. Kami akan atur kalian.” Mereka terus merampas hak-hak hidup kita termasuk harga diri kita diinjak-injak. Kita benar-benar tidak bebas berbuat sekehendak hati di atas tanah air kita. Ya begitulah kawan. Itulah kenyataan penjajahan yang memang pahit. Sungguh menyakitkan. Tapi kawan, kita harus kuat, kita harus bangkit dari keadaan ini. Kita tidak boleh diam, kerena penjajajhan yang pedih itu. Rakyat yang tertidur harus dibangkitkan untuk melawan. Mama yang berjualan di bawah meja itu harus bangkit membela haknya. Mahasiswa harus menjadi barisan depan (pembebas). Anak-anak sekolah harus memimpin perlawanan ini. Anak-anak dalam kandungan harus lahir dalam roh pembebasan. Semua orang harus berpikir tentang pembebasan ini untuk massa depan kita dan negeri kita.

Kawan, kita harus menjadikan semua kelompok berada dalam satu garis pembebasan manusia yang saya yakini sebagai sebuah kebenaran. Kebenaran itu memang ada dan benar akan terus dibuktikan oleh berjalannya waktu. Dan saat itu tak ada satu kekuatanpun yang dapat menahannya. Dan saat itu Anda akan duduk di bangku yang paling depan untuk menyaksikan kebanaran itu terjadi di depan Anda.

Kawan, melihat kampungmu, kotamu, bangsamu itu seperti medan pertempuran dan perlombaan. Itulah kenyataan yang memang menyakitkan. Dalam situasi ini ada keinginan untuk mundur. Tapi kawan, mundur itu bukan jalan kita. Jalan kita adalah jalan pembebasan. Jalan pembebasan atas tanah dan rakyat kita bersama rakyat semesta. Karena itulah jalan mulia yang kita pilih untuk tanah itu. Tanah Papua Barat.

Kawan, memang tidak ada sesuatu yang berharga selain pembebasan manusia. Karena yang berharga di alam raya ini adalah manusia. Maka manusia harus dibebaskan dari penajajahan dari dan oleh siapapun dalam bentuk apapun. Manusia harus menjadi bebas di atas tanah moyang pemberian Sang Sumber Cinta.

Kawan, langit Papua Barat masih biru, membuat biru harapan kita. Hari kita sekarang adalah hari abu-abu, tetapi hari kita ke depan adalah bukan hari abu-abu. Hari kita ke depan adalah hari terang benderang Karena bintang itu. Karena KEJORA itu akan bersinar di atas tanah itu. Hari kita akan menuai hasil pahitnya penjajahan ini. Perjuangan ini sedang dan terus berjalan demi cinta yang lebih besar dan kemuliaan yang lebih besar dan untuk sebuah nama, Papua Barat.

[+/-] Selengkapnya...