Tuhan, haruskah hidupku terus begini? Apa maksudnya dan maksudMu dibalik semua ini? Bagaimana ku dapat mengerti semua ini? Apakah ini hukuman atas segala dosa dan pelanggaranku padaMu? Bila demikian, masih mungkinkah aku kembali kepadaMu? Masih mungkinkah aku menjadi umat ketebusanMu? Ku merindukan lawatanMu Tuhan! Sungguh ku tak sanggup berbalik dan berjalan kembali padaMu Tuhan, sebab aku telah meninggalkanMu dengan jarak yang begitu jauh kemarin.
Disini, dalam relung hati yang dalam, kupasrah padaMu Tuhan. Tidakkah Engkau lihat hati ini hancur dan merindukan dekapan tangan kasihMu Tuhan? Sambutlah uluran tanganku Tuhan, aku tak sanggup berjalan kembali sendiri karena kuk dosa ini berat dan badai menghalangi dan merintangiku tiada hentinya.
Tetapi Tuhan, bila semua ini terjadi karena sebuah perjuangan kemerdekaan Papua, sampai kapan lagi kau biarkan kami menderita diatas tanah yang kau ciptakan bagi kami? Berapa banyak lagi darah kan bersimbah dan tulang belulang kan terus bertebaran diatas tanah ini? Semua ini menyakitkan Tuhan!
Terkadang aku kesal menjadi manusia Papua yang harus menderita. Kenapa Tuhan Kau ciptakan Papua bagai tanah surga yang pemiliknya hidup bagai dalam neraka? Kenapa Tuhan? Bila itu sebuah tantangan iman bagi kami, kuatkanlah kami agar tetap tegar dalam iman dan pengharapan dan tunjukanlah jalan perjuangan yang benar, sebab Engkau saja dan Engkaulah JALAN, KEBENARAN dan HIDUP!
Ruang ini, trali besi itu, tembok bisu disana, dan cecak cecak dinding malam yang terus melototiku, mereka masih setia menemaniku saat dunia tiada perduli.
Blog Pengasingan, LP Abepura | 26/7/2013 | 11:12 malam
0 komentar:
Posting Komentar