Hati sakit dipaksa damai. Nalar berontak dipaksa diam berdamai. Di bawa pelangi damai, kita terus mati habis. Lalu kita dendangkan lagu damai pelipur derita. Pun dalam pasrah, damai di bibir, derita di hati, diam tersembunyi.
si kurus kolonial telah sajikan tanah air bersimpah darah bagi tuan kapitalis-imperialis. anjing-anjing penjaga modalnya buas dan begitu rakus melahap tulang belulang pemilik negeri yang bertebaran. Lalu budak-budak kolonial, berlomba-lomba mencai secuil harga diri di bawa kepak sayap garuda.
Papua, tanah tempat pembantaian dan perampokan paling empuk dan damai di muka bumi. bak tanah tak bertuan, menjadi transaksi ekonomi politik kolonial dan kapitalis. Entah sepenggal mana yang akan tersiksa bagi pemilik tuk sampaikan selamat tinggal sejarah negeri surga.
Bila damai menjadi ladang suburnya kolonial dan kapitalis, mestinya wajarkan yang tersisa bangkit melawan. Sebab damai adalah tujuan yang harus direbut dengan darah dan air mata. Watak penguasa kolonial dan kapitalis yang serakah dan tamak juga tak akan sudi menempu jalan damai.
Damai adalah virus hegemoni kolonial dan kapitalis dalam melumpuhkan darah juang pemberontakan bangsa terjajah. Damai adalah pepesan kosong tanpa makna dalam perjuangan kemerdekaan bangsa. Ia adalah kondisi akhir dari tujuan perjuangan.
Akhirnya, kedamaian hanyalah milik rakyat pejuang kemerdekaan! Sebab kedamaian tanpa kemerdekaan adalah impian kosong.
Sayang Rakyat!
Jalan Sunyi, 27 April 2018
0 komentar:
Posting Komentar