Malam pun tiba. Terbaring kembali. Sepertinya, ruangan ini semakin menyiksa. Lengkap sudah penderitaan ini. Sakit batin tak kuasa ditahan. Ia menusuk menjadi sakit fisik. Mencoba menjinakkan sakit dengan berbagai cara, pun tak sanggup. UGD Dian Harapan menganjurkan untuk terapi batin, pun tak mempan. Bagaimana mungkin bisa, sedangkan mereka masih sangat sulit mengerti tentang kondisi fisik ini. Serangan batin sepertinya tiada mau berhenti.
Cahaya bulan di sela-sela jeruji besi disana seakan-akan memberi harapan. Ia bercaya dan terkadang ditutupi kabut kelam. Ia ada tapi tiada berguna disaat begini. Andai saja Ia dapat ku rangkul menembus cela penjara, mungkin saja semua ini tiada pernah ada. Kalaupun ada sang rembulan pasti setia menemaniku. Mungkin ini sudah suratan menjadi manusia terpojok di tempat sampah.
Sebenarnya, saya sungguh membutuhkan engkau disaat-saat begini. Untuk sekedar membalut luka batin yang tersayat begitu puruk. Tapi mungkin saya salah, dan mungkin sangat berlebihan. Bahkan itu mungkin mengganggu masa depanmu yang sedang kau geluti. Maaf, saya telah memaksa. Mungkin ini terlalu najis bagimu. Kusadarinya.
Malam semakin larut, sakit ini semakin menyayat. Sampai kapan ini berakhir. Hanya Tuhan yang tahu.
Blok Pengasingan,
LP Abepura
12/12/2013
20:30
Share
0 komentar:
Posting Komentar