16/06/18

Berhenti Ikut Pejuang Anti Teori

Kalau ada pejuang anti teori (pamalas baca buku, pamalas diskusi, pamalas berorganisasi), jangan pernah terhasut pada segala ajakannya! akan selalu ada pengorbanan tanpa kemajuan berarti dalam perjuangan. Kebodohan yang dipolesi dengan keangkuhan, kesombongan, pembohongan, dan emosional tidak akan pernah memerdekakan bangsa Papua. Bangsa ini akan dibebaskan oleh barisan terdidik yang mendidik rakyat dengan pemahaman praksis (teori dan praktek) sebagai basis kesadaran perlawanan revolusioner.

Mahal harganya dari setiap pengorbanan dalam perjuangan. Tidak semurah pejuang melacurkan perjuangan secara fulgar setiap hari di dinding-dinding facebook. Yang gemar mempertontongkan kebencian, caci maki, fitnahan, serta sikap-sikap cengeng terhadap sesama pejuang, yang sesungguhnya menghancurkan harga diri (kredibilitas) dari perjuangan bangsa besar ini.
Kalau ada pejuang seperti itu, rakyat pejuang berhati-hatilah. Sebab sangat mudah bagi kekuatan intelijen musuh memanfaatkan kebodohan pejuang untuk menghancurkan, dan sangat sulit bagi musuh untuk menghancurkan pejuang yang cerdik membaca dan mendiskusikan kiat-kiat teori dan praktek musuh dalam organisasi. Karena ia sadar bahwa musuh tidak datang begitu saja tanpa teori-teori dengan segala metode yang maju dan profesional dalam menjajah dan menindas bangsa Papua.
Percayalah kepada pejuang yang setia dan konsisten pada teori dan praktek perlawanan dalam organisasi. Karena ia sadar bahwa pekerjaan membebaskan rakyat Papua membutuhkan alat revolusioner. Pejuang adalah alatnya, yang sadar bahwa tanpa memperlengkapi diri dengan teori-teori perlawanan, tak akan pernah menghasilkan tindakan revolusioner yang berkualitas dan progresif.
Ia tidak akan pernah membawa persoalan organisasi dan segala rahasia perjuangan bangsanya terbuka di dinding facebook, sambil mempertontongkan segala kelemahan agar dipakai oleh musuh untuk menghancurkan perjuangan bangsa Papua. Ia tahu kapan, dimana dan bagaimana menyampaikan sesuatu. Ini ciri-ciri pejuang terididik yang sayang rakyat dan perjuangannya.
Tak mesti pejuang bergelar akademis tinggi. Pejuang hanya butuh kerendahan hati, dengan kemauan tinggi untuk belajar seluk beluk teori melalui buku, diskusi atau diskursus. Juga melalui pemandangan terhadap realitas. Hanya dengan pemahaman yang memadai, mampu membantu pejuang merumuskan kapan, dimana dan bagaimana melakukan perlawanan-perlawanan revolusioner.
Cara-cara seperti itu akan membuat pejuang tidak gampang digoyang oleh musuh. Ia tahu kapan, dimana, dan bagaimana mengajar rakyat dalam perlawanan revolusioner.
Think Revolusion, Revolusioner Thinker
Hidup adalah proses membelum
titik bukan akhir kalimat, tapi awal dari paragraf baru.
sayang kawan, sayang rakyat
kita harus mengakhiri
bersama kebenaran sejarah sang bintang fajar
persatuan tanpa batas, perjuangan sampai menang
One People, One Soul, One Destiny
tanah air cinta mati...


Cbr, 6 Juni 2018
Share

0 komentar: